Membuat Jamaah Sendiri Sebelum Iqamah
Ada yg bertanya :
Bgm hukum shalat jamaah duluan dr jamaah yg resmi/umum di masjid dg bbrp org2 yg diburu waktu brgkt kerja, krn klau menunggu jamaah yg umum/biasa iqamah stlh 25 menit stlh azan?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي سُلْطَانِهِ ، وَلَا يُجْلَسُ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ ، إِلَّا بِإِذْنِهِ
Seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain… kecuali dengan izinnya. (HR. Nasai 783, Turmudzi 2999 dan dishahihkan al-Albani)
Ketika sebuah masjid memiliki imam ratib (imam tetap), maka posisi imam adalah pemilik wilayah di masjid itu. Sehingga jamaah yang utama adalah shalat jamaah bersama imam ratib. Karena itu, jika ada orang lain yang mendirikan jamaah sebelum imam ratib, tanpa seizin dari imam ratib, maka dia melanggar hadis di atas.
Al-Buhuti mengatakan,
ويحرم أن يؤم في مسجد قبل إمامه الراتب ، إلا بإذنه ; لأنه بمنزلة صاحب البيت ، وهو أحق بها
Haram bagi seseorang untuk mengimami shalat di masjid sebelum imam ratib, kecuali dengan izin beliau. Karena imam ratib seperti pemilik rumah. Sehingga beliau yang paling berhak dalam mendirikan jamaah.
Kemudian beliau menyebutkan dalil hadis di atas. Lalu beliau mengatakan,
ولأنه يؤدي إلى التنفير عنه ، وتبطل فائدة اختصاصه بالتقدم
Karena ini bisa menyebabkan jamaah tidak loyal, dan tidak manfaatnya dia diminta untuk maju jadi imam. (Kasyaf al-Qina’, 1/458).
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,
لا يجوز للإنسان أن يقيم الجماعة في مسجد له إمام راتب إلا بإذن الإمام ؛ لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم نهى عن ذلك فقال : ( لا يؤمن الرجل الرجل في سلطانه ) ، فسلطان المسجد هو إمامه
Tidak boleh bagi seseorang untuk mendirikan shalat jamaah di masjid yang memiliki imam ratib, kecuali dengan izin imam. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Beliau bersabda, “Seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain.” Pemimpin wilayah masjid adalah imamnya. (al-Liqa as-Syahri).
Shalatnya Batal?
Jika ada orang yang maju menjadi imam jamaah masjid tanpa seizin imam tetap, apakah shalatnya sah?
Ulama berbeda pendapat dalam hal ini;
[1] Shalatnya sah, meskipun mereka berdosa
[2] Shalat mereka tidak sah, dan juga berdosa. Sehingga mereka wajib mengulang shalat.
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,
الراجح القول الأول : لأن تحريم الصلاة بدون إذن الإمام أو عذره : ظاهر من الحديث والتعليل ، وأما صحة الصلاة ؛ فالأصل الصحة حتى يقوم دليل على الفساد ، وتحريم الإمامة في مسجد له إمام راتب بلا إذنه أو عذره : لا يستلزم عدم صحة الصلاة ؛ لأن هذا التحريم يعود إلى معنى خارج عن الصلاة ، وهو الافتيات على الإمام ، والتقدم على حقه
Pendapat yang kuat adalah pendapat pertama. Karena sesuai dzahir hadis dan alasan pendalilan, haramnya melaksanakan shalat jamaah di masjid tanpa izin dari imam ratib. Sementara mengenai keabsahan shalat, hukum asalnya shalatnya sah sampai ada dalil yang menunjukkan shalatnya batal. sementara haramnya shalat di masjid yang memiliki imam ratib tanpa seizinnya dan tanpa udzur, tidak menunjukkan shalatnya tidak sah. Karena keharaman di sini kembali kepada kondisi di luar shalat, yaitu meninggalkan imam, dan mendahului haknya. (as-Syarh al-Mumthi’, 4/154).
Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/31007-membuat-jamaah-sendiri-sebelum-iqamah.html